Kamis, 07 Mei 2015

VIBRIO



VIBRIO
Bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi). Sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofilik yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0.
Vibrio sp merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam divisi bakteri, klas Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae. Bakteri ini bersifat gram negatif, fakultatif anaerob, fermentatif, bentuk sel batang dengan ukuran panjang antara 2-3 µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel.
Pencemaran limbah dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan jenis dan jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air buangan kota dan desa yang berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera.
Infeksi pada luka mungkin ringan tetapi sering berlanjut dengan cepat (setelah beberapa jam), dengan perkembangan lesi kulit bullous, selulitis, dan miositis dengan nekrosis. Karena cepatnya kemajuan dari infeksi, maka diperlukan pengobatan antibiotic sesuai sebelum konfirmasi dengan kultur didapat. Diagnose didapat melalui kultur organisme pada media laboratorium standart.

Klasifikasi Vibrio

Kingdom             : Eubacteria
Divisi                  : Bacteri
Class                    : Schizomycetes
Ordo                    : Eubacteriales
family                  : Vibrionaceae
Genus                  : Vibrio
Spesies                : Vibro anguillarum
  Vibrio vulnificus
  Vibrio salmonicida
  Vibrio hollisae
  Vibrio alginolyticus
  Vibrio damsel
  Vibrio cholera
  Vibrio fluvialis
  Vibrio parahaemolyticus
  Vibrio mimicus

Morfologi dan Identifikasi
Ciri khas organism
Secara umum, morfologi atau struktur tubuh dari bakteri Vibrio bila diisolir dari faeces penderita atau dari biakkan yang masih muda adalah batang bengkok seperti koma, tetapi akan berbentuk batang lurus bila diambil atau didapat dari biakan yang sudah tua.
Mempunyai sifat Gram negatif dengan ukuran 1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa Vibrio berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 – 1,3) µm.

Biakan
Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies Vibrio, maka bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni yang tumbuh pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu kamar (30°C). TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja, dimana sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-hijau (sukrosa negatif).

Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri Vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri patogen Vibrio sp, yaitu :

a. Vibrio Anguillarum
Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S negatif.

b. Vibrio alginolyticus
Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.

c. Vibrio cholera
Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.

d. Vibrio salmonicida
Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.

e. Vibrio vulnificus
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.

f. Vibrio parahaemolyticus
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua. Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif.
Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.Seafood yang merupakan produk hasil laut, memberikan semua kondisi yang dibutuhkan oleh Vp untuk tumbuh dan berkembang biak : keberadaan garam, nutrien yang baik serta pH dan aw yang cocok sehingga Vp sering terdapat sebagai flora normal di dalam seafood.
Mereka terkonsentrasi dalam saluran pencernaan moluska, seperti kerang, tiram dan mussel yang mendapatkan makanannya dengan cara mengambil dan menyaring air laut .Strain Vp patogen merupakan penyebab penyakit gastroenteritis yang disebabkan oleh produk hasil laut ( seafood ), terutama yang dimakan mentah, dimasak tidak sempurna atau terkontaminasi dengan seafood mentah setelah pemasakan. Gastroenteritis berlangsung akut, diare tiba-tiba dan kejang perut yang berlangsung selama 48 – 72 jam dengan masa inkubasi 8 – 72 jam. Gejala lain adalah mual, muntah, sakit kepala, badan agak panas dan dingin. Pada sebagian kecil kasus, bakteri juga menyebabkan septisemia.
Sejak tahun 1997, jumlah kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang disebabkan oleh Vp meningkat secara tajam di berbagai kawasan dunia.Terjadinya KLB ini telah teridentifikasi disebabkan oleh konsumsi seafood terutama tiram ( oyster ) mentah yang terkontaminasi oleh Vp.Sejak tahun 1997 tersebut, maka seafood terutama tiram dianggap sebagai jenis pangan yang penting diwaspadai dari aspek keamanan pangan.Strain Vp patogen penyebab gastroenteritis sangat beragam.Strain Vp patogen dengan serotype O3:K6 sejak tahun 1996 muncul menjadi sumber patogen baru penyebab keracunan pangan. Kasus keracunan karena Vp lebih banyak terjadi pada musim panas.Kondisi ini berkorelasi positif dengan prevalensi dan jumlah kontaminasi Vp pada sampel seafood lingkungan yang juga meningkat dengan meningkatnya suhu perairan.Tingkat salinitas air laut juga berpengaruh pada tingkat kontaminasi. Teknik analisis berpengaruh pada tingkat prevalensi dan tingkat isolasi Vp dari seafood. Untuk pengendalian tingkat kontaminasi didalam seafood, diperlukan pemilihan metode analisis yang lebih sensitifitas dengan waktu deteksi yang lebih cepat.Teknik analisis berdasarkan deteksi gen (tlh, tdh dan/atau trh) memberikan hasil yang lebih akurat untuk mendeteksi strain patogen dibandingkan dengan teknik MPN-konvensional yang berdasarkan pada reaksi biokimiawi. Pada sampel seafood dari lingkungan dan pasar ritel, Vp patogen hanya terdeteksi dalam jumlah rendah (<100 sel per-gram).Prevalensi dan tingkat kontaminasi Vp dalam sampel seafood lingkungan dan pasar ritel juga seringkali jauh lebih kecil dari batas maksimum Vp yang diijinkan FDA didalam seafood yang akan dijual (104 sel per-gram).Kondisi ini juga terjadi pada sampel yang diambil selama terjadinya

Media Perbenihan Vibrio sp
Bakteri Vibrio adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0

Media yang sering digunakan adalah sebagai berikut
1)   T.C.B.S. Agar plate
Biasanya koloni Vibrio yang tumbuh pada media ini berwarna kuning, koloni sedang - besar, smooth, keping,jernih,tepinya tipis, dilingkari oleh zone berwarna kuning, ada yang koloninya berwarna hijau.

2) Mac Conkey agar
Koloni Vibrio yang tumbuh pada media Mac conkey berukuran kecil-kecil, tidak berwarna atau merah muda dan sedikit cembung.

Beberapa test yang biasa dilakukan yaitu sebagai berikut :
TSIA :
Lereng                 : Alkali
Dasar                   : kuning
Gas                      : (+)positif
SIM :
Sulfur                  : (-)negatif
Indol                    : (+/-) positif/negatif
Motility               : Aktif
SC                        : (+/-) positif/negative
Oxidase test        : (+)
Glucose OF         : Fermentative
String test            : (+)
Catalase test        : (-)negative

Sifat Patogenitas dan Gejala Klinis
Dalam keadaan alamiah, bakteri ini hanya patogen terhadap manusia, tetapi secara eksperimen dapat juga menginfeksi hewan. Hewan laut yang telah terinfeksi Vibrio khususnya Udang, akan mengalami kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan mempunyai bercak merah-merah (red discoloration) pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari terlihat menyala. Udang yang terkena vibriosis akan menunjukkan gejala nekrosis. Serta bagian mulut yang kehitaman adalah kolonisasi bakteri pada esophagus dan mulut. Vibrio tidak bersifat invasif, yaitu tidak pernah masuk kedalam sirkulasi darah tetapi menetap di usus sehingga dapat menyebabkan gastritis pada manusia. Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Vibrio menghasilkan enterotoksin yang tidak tahan asam dan panas, musinase, dan eksotoksin. Toksin diserap dipermukaan gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida sehingga menghambat absorpsi natrium. Akibat kehilangan banyak cairan dan elektrolit, terjadilah kram perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah secara tiba-tiba). Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar. Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup, yang kemudian melekat pada usus halus dan menghasilkan toksin. Produksi toksin oleh bakteri yang melekat ini menyebabkan diare berair yang merupakan gejala penyakit ini. Proses ini dapat dibuktikan dengan pemberian viseral antibodi. Bila terjadi dehidrasi, maka diberikanlah cairan elektrolit. Immunitas pasif dapat dilakukan dengan memberikan viseral antibodi dan viseral antitoksin yang dapat mengurangi cairan tanpa mematikan kuman. Vibrio jenis lain juga dapat menghasilkan soluble hemolysin yang dapat melisiskan sel darah merah. Struktur antigen Vibrio baik yang patogen maupun nonpatogen memiliki antigen-H tunggal yang sejenis dan tidak tahan panas. Antigen-H ini sangat heterogen dan juga banyak terjadi overlapping dengan bakteri lain. Gartnor dan Venkatraman membagi antigen-O Vibrio menjadi grup O1-O6. Yang patogen bagi manusia adalah grup O1 dari Vibrio coma. Antibodi terhadap antigen-O bersifat protektif sehingga Ogawa, Inaba, dan Hikojima membagi tiga serotip yang mewakili tiga faktor gen yaitu A, B, dan C. Serotip Hikojima atau serotip ketga merupakan campuran antara Ogawa dan Inaba.
Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Pada Vibrio parahaemolyticus gejala berlangsung sampai 10 hari, rata-rata 72 jam. Sumber penularannya adalah melalui air, makanan, dan minuman yang terkontaminasi oleh lalat. Serta hubungan antar manusia, yaitu orang yang sedang sakit, orang yang telah sembuh dari penyakit, dan orang yang tidak pernah sakit tetapi membawa bibit penyakit atau healthy carrier. Penyebarannya juga bisa melalui air yang tercemar, bakteri ini termasuk jenis opportunistic pathogen yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan. Bakteri Vibrio yang patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus dan sebagainya. Dampak langsung bakteri patogen dapat menimbulkan penyakit, parasit, pembusukan DNA toksin yang dapat menyebabkan kematian biota yang menghuni perairan tersebut.Jika semua ikan dan hewan laut mati atau terkena vibriosis, maka akan menyebabkan penyakit bagi manusia yang memakannya dengan gejala awal seperti mual, muntah, diare, dan kejang perut sehingga bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektorlit secara berlebihan, dehidrasi, kolaps sirkulasi, dan anuri. Penyakit ini biasanya hanya dianggap sebagai diare biasa dan masyarakat hanya menganggap remeh serta tidak ditindaklanjuti atau tidak segera diobati sehingga dapat didapatkan angka kematian tanpa pengobatan sebanyak 25-50%. Di Jepang, 5% diare disebabkan oleh Vibrio parahaemolyticus

Resistensi
Antibiotik merupakan suatu senyawa kimia yang sebagian besar dihasilkan oleh mikroorganisme, karakteristiknya tidak seperti enzim, dan merupakan hasil dari metabolisme sekunder. Penggunaan antibiotik yang berlebih pada tubuh manusia dapat menyebabkan resistensi sel mikroba terhadap antibiotik yang digunakan. Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya sel mikroba oleh antibiotik. Sejumlah isolat Vibrio yang diisolasi dari udang ternyata resisten terhadap berbagai macam antibiotik seperti spektinomisin, amoksisilin, kloramfenikol, eritromisin, kanamisin, tetrasiklin, ampisilin, streptomisin, dan rifampisin.

Pengobatan
Mengatasi terjadinya dehidrasi dengan pemberian pediatric cholera solution yang banyak mengandung K+ dan HCO3?. Pemberian antibiotic tetrasiklin yang dapat mempersingkat masa pemberian caira atau rehirdasi. Sedangkan pada Vibrio parahaemolyticus adalah dengan pemberian antibiotika kloramfenikol, kanamisin, tetrasiklin, dan sefalotin




Pencegahan
·       Pendidikan kesehatan (health education)
·       Perbaikkan sanitasi khususnya control terhadap vector lalat
·       Vaksinasi dapat melindungi orang-orang yang kontak langsung dengan penderita. Berapa lama efek proteksinya belum diketahui. Untuk mengatasi epidemic, efeknya belum jelas. Yang penting adalah efek psikologisnya.
·       Diadakan perhatian khusus kepada pekerja-pekerja kapal, perenang, dan juru masak seafood karena habitat dari bakteri ii adalah di laut.
·       Pengolahan dan penyimpanan makanan laut harus cermat

METODE KERJA
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengidentifikasi Vibrio sp.

Alat dan Bahan
Alat
Objeck Glass Autoclave
Ose Bulat Tabung Reaksi
Ose Lurus Pipet Tetes
Lampu Spiritus Botol
Mikroskop

Reagen
Carbol Gentian Violet Indicator Methyl Red
Lugol Indikatot BTB
Alcohol 96% α – Naphtol 1 %
Air Fuchsin KOH 1%

Sampel
Air Es Kelapa Gerobak 4 Depan Telkom Pettarani.

Media
- TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose)
- MC (Mac Conkey)
- TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
- Media Biokimia (MR/VP, SIM, Gula-gula, Urea, SCA)


Prosedur Kerja Pemeriksaan Vibrio sp
 Hari I
·       Specimen urin di centrifuge kemudian supernatannya dilakukan pewarnaan gram.
·       Dengan specimen yang sama, diambil dengan menggunakan ose steril untuk kemudian ditanam pada media BHIB pada suhu 37o C selama 24 jam.
Hari II
·       Bakteri yang tumbuh pada media BHIB ditanam dengan menggunakan ose steril pada media TCBS dan Mac conkey.Semua media yang telah ditanami diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37o C.
Hari III
·       Koloni tersangka yang ditanam pada media selektif TCBS, kemudian ditanam pada media differensial Triple Sugar Iron Agar (TSIA). Diinkubasikan selama 1x24 jam suhu 37°C.
Hari IV
·       Dengan koloni yang sama, ditanam pada media gula-gula (glukosa, sukrosa, manitol, maltose dan laktosa ) , media MR/VP, SC dan SIM
·       Semua media yang telah ditanami dengan biakan, diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam.
Hari V
·       Media selektif TCBS dan media uji biokimia (gula-gula, SIM, MR/VP, SC, TSIA ) diamati pertumbuhannya.
·       Untuk media SIM, ditambahkan dengan reagen Covac’s.
·       Untuk media MR, ditambahkan dengan reagen Metil Red.
·       Untuk media VP, ditambahkan dengan KOH 10 % dan α-naftol.
·       Hasil pengamatan, disesuaikan dengan table pengamatan biokimia untuk menentukan spesies bakteri Vibrio

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hari ke I
Hasil pewarnaan gram
Bakteri gram negatif (-)
Bentuk koma
Hasil Penanaman pada media TCBS dan MC
Ciri-ciri koloni :
TCBS         : Koloni sedang-besar, berwarna hijau, jernih, smooth, keping, tepinya tipis, ada koloni yang berwarna kuning dengan zona yang berwarna kuning juga.
MC             : Koloni kecil-kecil, sedikit cembung, tidak berwarna atau merah muda, smooth.
 
Hari ke IIü
Alkali
Acid

Hari ke IIIü
Hasil Uji Biokimia Media gula-gula

Ket :
• MR = Positif (+)
• SIM Sulfur = Negatif (-)
Indol = Positif (-)
Motiliti = Positif (+)
• SCA = Positif (+)
• Gula-gula = Glukosa (+), laktosa (+), maltosa (+), fruktosa (+), mannitol (+).
• TSIA = alkali-acid, gas (-), H2S (-)
Pembahasan

• Pewarnaan :
Bakteri terlihat berbentuk basil bengkok berwarna merah, hal ini menandakan bahwa bakteri tersebut mengikat zat warna merah dari safranin.

• Media – media Perbenihan :
TCBS :
MC :

• Media Differensial dan Uji Biokimia :

TSI Agar
Pada pengamatan, terlihat lereng yang berwarna merah sedangkan dasarnya berwarna kuning (alkali-acid). Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh pada media ini hanya mampu memfermentasi glukosa (bagian dasar) dan tidak mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa (bagian lereng).

Gula-gula
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning kerena perubahan pH menjadi asam. Vibrio sp memfermentasikan semua gula-gula menjadi asam.


SIM :
• S (sulfur). Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah menjadi hitam. Namun pada hasil pertumbuhan bakteri pada media ini, tidak terjadi perubahan warna tersebut. Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM.
• I (indol). Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negative sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.
• M (motility). Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.

MR (Methyl Red)
Setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi merah (positif). Berarti terjadi fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan identifikasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel es kelapa muda gerobak 4 depan Telkom Pettarani yang diperiksa terdapat bakteri Vibrio anguillarum dalam sampel.

Dalam melakukan pemeriksaan pada specimen, perlu memperhatikan prosedur kerja tetap identifikasi bakteri Vibrio, agar hasil identifikasi yang diperoleh murni dari satu genus bakteri yang diinginkan.




Selasa, 05 Mei 2015

Proteus sp



Proteus sp
Morfologi
Proteus spp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang cocobacilli, polymorph, berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0-0,3 mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam bakteri  non fruktosa fermenter, bersifat fakultatif aerobe/anaerob.

 



Sifat biakan
Merupakan bakteri aerob/anaerob fakultatif. Mengeluarkan bau khas dan swarming pada media BAP. Proteus sp. Menunjukan pertumbuhan yang menyebar pada susu 37o c. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa, sifatnya khas antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat atau PAD dan menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase pada TSIA bersifat alkali asam dengan membentuk H2s. Proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik karena bakteri ini ini dapat menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob / anaerob sehingga menghasilkan komponen berbau busuk seperti hidrogen, sulfid, amin, indol, dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea menjado CO3 dan NH3 serta melepas amoniak.

Culturil dan Biokimia
        Mudah tumbuh pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob atau anaerob pada suhu 10 -43oC.
  • SSA (salmonella shigella agar), koloni trasparan warna abu-abu – kehitaman ditengah. 
  • BAP (Blood Agar Plate), koloni kecil-sedang, abu-abu, smooth, keping, ada yang menjalar dan ada yang tidak menjalar, anhaemolisis. 
  • Mac Conkey Agar Plate, koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah muda, non lactose fermented, smoot menjalar atu tidak, kalau menjalar permukaan koloni rought(kasar).
Sifat – sifat umum genus proteus:
  • Tes positif        : Motility, phenilanine atau trypthopan deaminase, methyl red tes. 
  • Tes negatif       : ONPG, fermentasi laktose, Voges-proskauer, lysin, dekarboxylase, arginine, dihidrolisa, malonate broth. 
  • Tes kepekaan terhadap polymixin atau colistin: Resisten

Patogenitas
Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan bernanah seperta abses, infeksi luka. Proteus sp. Ditemukan sebagai penyebab diare pada anak anak dan menimbulkan infeksi pada manusia.

Penularan penyakit oleh proteus sp.
Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum yang kemungkinan bakteri ini untuk masuk ke tubuh dan masuk melalui luka yang menyebabkan infeksi pada saluran kemih serta dapat menyebabkan diare.

A.  Proteus mirabilis
Aspek Biologi
Morfologi
         Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan sel berbentuk seperti tongkat, panjang 1-3 m dan lebar 0,4-0,6 m, walaupun pendek dan gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun di media padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen, mencapai 10, 20, bahkan sampai panjang 80 m. dalam kultur dewasa, organisme ini tidak memiliki pengaturan karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal, berpasangan atau rantai pendek. Akan tetapi, dalam kultur muda yang mengerumun, sel-sel filamen membentang dan diatur konsentris seperti isobar dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak berflagella dan flagella yang melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif bergerak dengan flagella peritrik. Flagella tersebut terdapat dalam banyak bentuk dibanding kebanyakan enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-kadang ditemukan bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang sama. Bentuk flagellum juga dipengaruhi pH media.

Klasifikasi
Kingdom   :  Bacteria
Phylum      :  Proteobacteria
Class         :  Gamma Proteobacteria
Order         :  Enterobacteriales
Family       :  Enterobacteriaceae
Genus        :  Proteus
Species     :  Proteus mirabilis 

Siklus hidup
                                       Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman. 
      
                  Penyakit yang ditimbulkan
                  Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar. Enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH3) menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi, pertambahan kebasaan dapat memicu pembentukan kristal sitruvit (magnesium amonium fosfat), kalsium karbonat, dan atau apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/kristal tersebut, bersembunyi dalam kristal dan dapat kembali menginfeksi setelah pengobatan dengan antibiotik. Semakin banyak batu/kristal terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan dapat menyebabkan gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang memudahkan induksi ke sistem respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis pada pria. P. mirabilis menyebabkan 90% dari 'semua' Proteus infeksi pada manusia.

Gejala
            Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan adanya sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah diketahui dan termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi, hematuria (adanya darah merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian paha atas. Pneumonia akibat infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit pada dada, flu, sesak napas. Prostatitis dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri ini, gejalanya demam, pembengkakan prostat.

Penularan
                     Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh P. mirabilis juga seringkali terjadi pada pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.

Penyebaran
                     Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di rumah sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril, seperti catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka.

Obat yang digunakan
                        Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan nitrofurantoin atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap ampisilin, trimetoprim, dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter bedah harus menghilangkan blokade ini dahulu.

B. Proteus vulgaris
Aspek Biologi 
Morfologi
Proteus vulgaris adalah berbentuk batang Gram-negatif, chemoheterotroph bakteri. Ukuran sel individu bervariasi dari 0,4 ~ 1,2 ~ 0.6μm oleh 2.5μm. proteus vulgaris memiliki flagela dan bergerak aktif.

Klasifikasi
Kingdom   :  Bacteria
Phylum      :  Proteobacteria
Class        :  Gamma Proteobacteria
Order        :  Enterobacteriales
Family       :  Enterobacteriaceae
Genus       :  Proteus
Species    :  Proteus vulgaris 
Siklus hidup
                        Sebenarnya Proteus merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman.
      Etiologi dan Epidemiologi     
  • Proteus mirabilis menyebabkan 90% dari infeksi Proteus. 
  • Proteus vulgaris dan Proteus penneri mudah diisolasi dari individu di fasilitas perawatan jangka panjang dan rumah sakit dan dari pasien dengan penyakit yang mendasari atau sistem kekebalan tubuh dikompromikan. 
  • Pasien dengan infeksi berulang, orang-orang dengan kelainan struktural saluran kemih, mereka yang telah instrumentasi uretra, dan mereka yang infeksi diperoleh di rumah sakit memiliki peningkatan frekuensi infeksi yang disebabkan oleh Proteus dan organisme lain (misalnya, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas , enterococci, staphylococci)
Obat yang digunakan
Diketahui P. vulgaris antibiotik yang sensitif terhadap:
  • Ciprofloxacin
  • Seftazidim 
  • Netilmicin 
  • Sulbaktam atau Cefoperazo 
  • Meropenem 
  • Piperasilin / tazobactam 
  • Unasyn Unasyn
Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi daripada "normal" ketika P. vulgaris telah terinfeksi jaringan sinus atau pernapasanIE-Ciprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat minimal 2000 mg per hari secara lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000 per hari. 

Pemeriksaan klinik
Bakteremia & sepsis - Enterobacteriaceae (yang Proteus adalah anggota) dan Pseudomonas spesies adalah mikroorganisme yang paling sering bertanggung jawab atas bakteremia gram-negatif.
Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK harus meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran kemih. Hal ini benar terutama pasien yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, yang memiliki kateter jangka panjang saluran kencing, atau yang memiliki sejarah yang telah diketahui kelainan anatomis uretra.
ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa organik dan anorganik, yang mengarah ke struvite pembentukan batu. Struvite batu terdiri dari kombinasi magnesium amonium fosfat (struvite) dan kalsium karbonat-apatit.          Struvite pembentukan batu dapat dipertahankan hanya bila produksi amoniak meningkat dan pH urin tinggi untuk mengurangi kelarutan fosfat. Kedua persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urin terinfeksi dengan organisme yang memproduksi urease-seperti Proteus. Urease memetabolisme urea menjadi amonia dan karbon dioksida: Urea 2NH3 + CO2. Amonia/amonium pasangan buffer memiliki pK dari 9,0, sehingga kombinasi air kencing yang sangat kaya alkali dalam amonia. Gejala yang timbul struvite batu jarang terjadi. Lebih sering, perempuan hadir dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria dan ditemukan untuk memiliki pH urin terus basa (> 7.0).