Selasa, 05 Mei 2015

Klebsiella sp


Klebsiella sp
   A.   Sejarah
     Klebsiella pneumoniae pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl Friedlander adalah patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu penemuan bakteri penyebab pneumonia pada tahun 1882. Carl Friedlander adalah orang yang pertama kali mengidentifikasi bakteri Klebsiella pneumoniae dari paru-paru orang yang meninggal karena pneumonia. Karena jasanya, Klebsiella pneumoniae sering pula disebut bakeri Friedlander.

   B.    Klasifikasi Klebsiella sp secara ilmiah:
·         Kingdom        : Bacteria
·         Phylum           : Proteobacteria
·         Class              : Gamma proteobacteria
·         Order             : Enterobacteriales
·         Family            : Enterobacteriaceae
·         Genus             : Klebsiella
·         Spesies           :- Klebsiella pneumonia
                             -Klebsiella oxytoca
                             -Klebsiella ozaena
                             -Klebsiella rhinoscleromatis

   C.   Morfologi dan sifat bakteri Klebsiella sp
     Merupakan bakteri gram (-) , berbentuk batang pendek, memiliki ukuran 0,5-1,5 x 1,2µ. Bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak membentuk spora. Klebsiella tidak mampu bergerak karena tidak memiliki flagel tetapi mampu memfermentasikan karbohidrat membentuk asam dan gas.
     Spesies klebsiella menunjukan pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak motil. Mereka biasanya memberikan hasil  tes yang positif untuk lisin dekarboksilase dan sitrat. Klebsiella memberikan reaksi Voges-Proskauer yang positif
      Sifat Biakan atau Kultur dari Klebsiella sp tersebut pada media EMB dan Mac Conkey koloni menjadi merah. Kemudian pada media padat tumbuh koloni mucoid (24 jam). Mudah dibiakan di media sederhana (bouillon agar) dengan koloni putih keabuan dan permukaan mengkilap.

   D.   Tipe Antigen
     Klebsiella  memiliki struktur antigen. Anggota dari genus Klebsiella biasanya mengungkapkan 2 jenis antigen pada permukaan sel mereka, yaitu:
  • Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari unit berulang polisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibody terhadap antigen O adalah IgM. 
  • Antigen K merupakan bagian terluar dari antigen O pada beberapa, tetapi tidak pada enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida dan yang lainnya protein.

   E.   Enzim Klebsiella
    Bakteri klebsiella ini memiliki enzim urease dan enzim sitrat permiase. Klebsiella juga mampu memproduksi enzim ESBL (Extended Spektrum Beta Lactamase) yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis antibiotic. Hal ini menyebabkan bakteri kebal dan sulit dilumpuhkan.
        Perlawanan terhadap antibiotik tersebut dengan cara :
(1) Obat inaktivasi oleh enzim degradasi atau modifikasi seperti lactamaces beta dan vamino glikosida transferases,
(2) Perubahan obat target
(3) Munculnya suatu jalur bypass yang tidak dihambat oleh obat
(4) Mengurangi permeabilitas membran untuk obat
(5) Obat penghabisan dari sel-sel.

   Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mengidentifikasi Klesiella pneunoniae dapat dilakukan beberapa tahap identifiksi, yaitu :

1.    Kultur media pemupuk
      Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB), replikasi bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri  Klebsiella . Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media differensial dan selektif.

2.  Kultur media umum dan differensial
      Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat dalam media ini dapat berupa zona lisis α(alfa), β(betha), dan γ(gamma). Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai koloni yang berwarna abu-abu, smooth, cembung, mucoid atau tidak  dan tidak melisiskan darah pada media BAP.
     Media differensial adalah media yang dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia khusus dari bakteri yang bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan bakteri adalah Mac Conkey, media ini mengandung laktosa dan merah netral sebagai indikator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa akan tubuh sebagai koloni berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang tidak meragikan laktosa yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna. Klebsiellatumbuh sebagai koloni yang berwarna merah muda namun tidak dapat meragikan laktosa secara sempurna. Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey besar-besar, smooth, mucoid, cembung, berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil dengan ose, maka akan tertarik karena pada koloni memiliki kapsul.
3.  Identifikasi akhir
     Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia dan tes aglutinasi mikroskop dengans serum spesifik. (jawetz, et al, 2001). Media yang digunakan untuk reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003) :
a.       Triple Sugar Iron agar (TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik sulfat untuk pendeteksian produksi H2S, protein, dan indicator Phenol red.Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali denga adanya phenol red maka terbentuk warna merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).
b.      Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hampir semua bakteri Klebsiella  membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae. Motility negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki flagella. sedangkan pembentukan H2S  juga tak terlihat pada semua jenisKlebsiella
c.       Citrate
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada bakteri Klebsiella, hanya jenis rhinos yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya negative. Sedangkan spesies Klebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae  menunjukkan hasil positif pada media ini.
d.      Urea
Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia dengan terbentunya wana merah karena adanya indicator phenol red,Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat memberikan hasil positif pada pneumonia, oxytoca atau bisa  juga ozaenae karenaKlebsiella juga ada beberapa yang mampu  menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.
e.       Methyl red
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl red. Hampir semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali padapneumonia dan oxytoca yang juga dapat memberikan hasil negatif
f.       Voges Proskauer
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan voges proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl carbinol sehingga penanaman pada media ini meberikan hasil negative, berbeda dengan jenis  pneumonia dan  oxytoca yang mampu memberikan hasil positif pada media ini.
g.      Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella spmemfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa tidak difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae

1. Klebsiella pneumoniae
      Klebsiella pneumoniae adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk batang (basil). Klebsiella pneumonia tergolong bakteri yang tidak dapat melakukan pergerakan (non motil). Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri fakultatif an aerob. Klebsiella pneumoniae dapat memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol, Klebsiella pneumoniae akan menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumoniae dapat mereduksi nitrat. Klebsiella pneumoniae banyak ditemukan di mulut, kulit, dan sal usus, namun habitat alami dari Klebsiella pneumoniae adalah di tanah.
         Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia yang disebabkan oleh Klebsiella pneumoniae dapat berupa pneumonia komuniti atau community acquired pnuemonia. Pneumonia komuniti atau community acquired pnuemonia adalah pneumonia yang di dapatkan dari masyarakat. Strain baru dari Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia nosomikal atau hospitality acquired pneumonia, yang berarti penyakit peumonia tersebut di dapatkan saat pasien berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Klebsiella pneumonia umumnya menyerang orang dengan kekebalan tubuh lemah, seperti alkoholis, orang dengan penyakit diabetes dan orang dengan penyakit kronik paru-paru.

1A.      Patogenitas bakteri Klebsiella pneumoniae
Melalui saluran pernafasan bagian atas bakteri masuk ke jaringan paru, terjadi penghancuran jaringan, terbentuk daerah purulen dan nekrosis parenkim paru, terjadi abses paru, bronkiektasis, bakteri masuk aliran darah, septicemia, abses liver.
·         Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap fagositosis dan pembunuhan oleh serum normal
·         Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang berkapsul ( pada hewan percobaan)
·         Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik

    Galur Klebsiella pneumoniae ada yang memproduksi enterotoksin (pernah diisolasi dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli, kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai oleh plasmid Klebsiella pneumoniae. Menyebabkan pneumonia dapat menginfeksi tempat lain disamping saluran pernafasan.
Bakteri ini sering menimbulkan pada traktus urinarius karena nosocomial infection, meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol. Gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah dan purulent (nanah). Bila penyakitnya berlanjut akan terjadi abses nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru.

1. B.   Cara penularan bakteri Klebsiella pnemoniae
Klebsiella pneumoniae yang menyebabkan penyakit paru-paru memberikan penampakan berupa pembengkakan paru-paru sehingga lobus kiri dan kanan paru-paru menjadi tidak sama; demam (panas-dingin); batuk-batuk (bronkhitis); penebalan dinding mukosa; dan dahak berdarah.
Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pneumoniae pada pasien rawat inap dapat melalui 3 cara, yaitu :
1.                    Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung koloni kuman patogen.
2.                    Penyebaran kuman secara hematogen ke paru
3.                    Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau droplet yang mengandung mikroba.

1. C.   Gejala klinis
Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella pneumoniae adalah napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam, batuk-batuk, perubahan karakteristik dahak, suhu tubuh lebih dari 38 º C. Gejala yang lain, yaitu apabila pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas bronkhial, bronkhi dan leukosit lebih dari 10.000 atau kurang dari 4500/uL.
Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan respon imun rendah, gejala pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti pusing, perburukan dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan pingsan. Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan jarang ditemukan demam.


1. D.   Pengobatan
Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik, khususnya antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam.
Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxiciline, dll. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki sensitivitas 98,4% terhadap meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5% terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin. Strain baru dan Klebsiella pneumonia kebal terhadap berbagai jenis antibiotik dan sampai sekarang masih dilakukan penelitian untuk menemukan obat yang tepat untuk menghambat aktivitas atau bahkan membunuh bakteri tersebut.

1. E.  Diagnosa Laboratorium
Pada pemerikasaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/µl kadang-kadang mencapai 30.000/µl, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran kekiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar