A. Ikatan
Peptida Protein
A. 1.
Pembentukan Ikatan Peptida
Ikatan peptida
merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. ikatan
peptida hanya terdapat pada protein.
Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan
lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung.
Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang
disebut amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang gelombang 190-230 nm.
A. 2.
Cara Memutus Ikatan Peptida
Ikatan peptida
dapat dirusak atau diputus dengan melakukan hidrolisis. Ikatan peptida terbentuk
dari protein yang mempunyai kecenderungan untuk
putus secara spontan ketika terdapat air. Dari hasil pemutusan tersebut,
dilepaskan energi sebesar 10 kJ/mol. Namun, proses pemutusan terjadi sangat
lambat. Pada umumnya, organisme menggunakan enzim untuk membantu proses
pemutusan atau pembentukan ikatan peptida untuk mempercepat reaksi.
B. Denaturasi
Protein
Denaturasi
Protein adalah proses perubahan struktur lengkap dan karakteristik bentuk
protein akibat dari gangguan interaksi sekunder, tersier, dan kuaterner
struktural seperti suhu, penambahan garam, enzim dll. Karena fungsi biokimia
protein tergantung pada tiga dimensi bentuknya atau susunan senyawa yang
terdapat pada asam amino. Hasil denaturasi adalah hilangnya aktivitas biokimia
yang terjadi didalam senyawa protein itu sendiri. Denaturasi protein juga tidak
mempengaruhi kandungan struktur utama protein yaitu C, H, O, dan
N. Meskipun beberapa protein mengalami kemungkinan untuk kehilangan
kandungan senyawa mereka karakteristik struktural saat Denaturasi. Namun, kebanyakan
protein tidak akan mengalami hal tersebut, hanya saja tidak menutup kemungkinan
juga protein akan berubah struktur kecil didalamnya saat proses denaturasi
terjadi. Bagaimanapun, untuk perubahan denaturasi secara umum, prosesnya sama
dan tidak dapat diubah.
B. 1. Mekanisme
Denaturasi
Denaturasi
akibat panas menyebabkan molekul-molekul yang menyusun protein bergerak dengan
sangat cepat. sehingga sifat protein yaitu hidrofobik menjadi terbuka.
Akibatnya, semakin panas, molekul akan bergerak semakin cepat dan memutus
ikatan hidrogen didalamnya. Denaturasi akibat asam / basa terjadi ketika
adanya penambahan kadar asam atau basa pada garam protein yang dapat memutus
kandungan struktur dari protein tersebut karena terjadi subtitusi ion negatif
dan positif pada garam dengan ion positif dan negatif pada asam atau basa.
Denaturasi
akibat campuran logam berat pada protein, hal ini terjadi karena ikatan sulfur
pada protein tertarik oleh ikatan logam berat sehingga proses denaturasi
terjadi dengan adanya perubahan struktur kandungan senyawa pada protein
tersebut saat ion pada protein bereaksi dengan ion logam berat yang tercampur
didalamnya.
B. 2. Efek
Denaturasi
Denaturasi
dengan suhu panas yang dilakukan pada buah-buahan akan mengakibatkan
berkurangnya kadar air dan bertambahnya viskositas atau kekentalan
kadar protein yang tertanam pada buah yang mengalami denaturasi akibat suhu
panas
C. Koagulasi Protein
Koagulasi merupakan proses lanjutan yang terjadi ketika
molekul protein yang didenaturasi membentuk suatu massa yang solid. Cairan
telur (sol) diubah menjadi padat atau setengah padat (gel) dengan proses air
yang keluar dari struktur membentuk spiral-spiral yang membuka dan melekat satu
sama lain. Koagulasi ini terjadi selama rentang waktu temperatur yang lama dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya seperti panas,
pengocokan, pH, dan juga menggunakan gula dan garam. Hasil dari proses
koagulasi protein biasanya mampu membentuk karakteristik yang diinginkan. Yaitu
mengental yang mungkin terjadi pada proses selanjutnya setelah denaturasi dan
koagulasi. Kekentalan hasil campuran telur mempengaruhi keinginan untuk
menyusut atau menjadi lebih kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar